Sabtu, 14 Maret 2009

Keperawatan Anak

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN SEPSIS


I. PENGERTIAN
Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan tedapat bakteri dalam darah ( Asrining, S.2003). Menurut Dona L Wong ( 2003). Sepsis adalah infeksi bakteri umum pada aliran darah. Klaus dan fonoroff ( 1998) mendefenisikan sepsis pada neonatus adalah syndrome klinik bakterimia dengan tanda dan gejala sistemik.
II PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat masuk kebayi melalui beberapa cara yaitu:
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilicus masuk dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, hepatitis, influenza, parotitis.bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain : malaria, sifilis, dan toksoplasma.
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan serviks kuman naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilicus masuk ketubuh bayi. Cara lain yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestifus dan traktus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui area tersebut. Infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau post de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman ( mis herpes gen condida albican)
3. Infeksi rasional atau sesudah persalinan
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar janin ( misal melalui alat-alat penghisap lender, selang endotrakea, infuse selang, botol minuman atau dot.
III FAKTOR PREDISPOSISI
a. Penyakit infeksi yang diderita ibu selama kehamilan
b. Perawtan antenatal yang tidak memadai
c. Ibu menderita eklamsia, diabetes mellitus
d. Pertolongan persalinan ynag tidak hygiene, partus lama, partus dengan tindakan
e. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan
f. Adanya trauma jalan lahir, asfiksia nenonatus, tindakan infasif pada neonatus
g. Tidak menyiapkan rawat gabung
h. Sarana perawatan yang tidak baik, bangsal yang penuh sesak
i. Ketuban pecah dini, amnion hijau kental dan berbau
j. Pemberian minum menggunakan botol dan pemberian munim buatan
IV. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala sepsis unumnya tidak jelas dan tidak spesifik serta dapat mengenai beberapa system organ dan gejala sepsis:
a. Tanda dan gejala umum:
1) Hipertermia atau hipotermia atau bahkan normal
2) Aktivitas lemah atau tidak ada atau bahkan normal
3) Berat badan turun tiba-tiba
b. Tanda dan gejala beda saluran pernapasan:
1) Dipsnea
2) Takipnea
3) Apnea
4) Tampak tarikan otot nafas
5) Merintih
6) Menggorok dan cuping hidung
c. Tanda dan gejala pada system kardiovaskuler
1) Hipotensi
2) Kulit lembab
3) Pusat
4) Sianosis
d. Tanda dan gejala pada saluran cerna
1) Distensi abdomen
2) Malas atau tidak mau makan
3) Muntah
4) Diare
5) Hepatomegali
e. Tanda dan gejala pada system saraf pusat
1) Reflek moro abnormal
2) Iritabilitas
3) Kejang tremor
4) Hiporefleksi, koma, letargi
5) Nafas tidak teratur
6) Fonland anterior menonjol
f. Tanda dan gejala hematology
1) Purol
2) Ikterus
3) Ptekie
4) Purpura
5) Perdarahan
6) Splenomegali
7) Ekimosis
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menetapkan diagnosis. Hasil pemeriksaan resistensi digunakan untuk menentukan pilihan antibiotic yang tepat. Pada hasil darah tepi umumnya ditemukan anemia, laju endap darah mikro tinggi dan trombositopenia. Hasil biakan tidak selalu positif dan biakan perlu dilakukan terhadap darah, cairan sereprospinal, usapan umbilicus, lubang hidung, pus dari konjungtiva, cairan drainase atau hasil isapan lambung, bahan biakan sebaiknya diambil sebelum bayi diberi terapi antibiotika. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan antara lain pemeriksaan protein reaktif c. IMg Ig A, pewarna gram. Selain pemeriksaan lain yang sudah disebutkan dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kondisi bayi.
V. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Tanda pengobatan yang memadai gangguan ini dapat meyebabkab kematian dalam waktu singkat. Oleh karena itu tindakan pencegahan mempunyai arti penting karena dapat mencegah terjadinya kesakitan dan kematian. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Pada saat antenatal
Perawata antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.
b. Pada saat persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptic dalam arti persalina diperlukan sebagai indakan operasi. Tidakan intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar- benar diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan, melakukan rujukan secepatnya bila diperlukan dan menghindari perlukaan dan selaput lender.
c. Sesudah persalinan
Perawatan sesudah lahir meliputi penerapan rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, mengoptimalkan lingkungan dan eralatan tetap bersih. Setiap bayi menggunakan peralatan sendiri, perwatan luka umbilikussecara steril. Tindakan infasif harus dilakukan dengan memperhatikan teknik aseptic. Semua personel yang menangani atau bertugas dikamar bayi harus sehat. Pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui pemantauan mikrobiologi dan tes eksistensi.
Prinsip pengobatan pada sepsis adalah mempertahankan metabolise tubuh dan memperbaiki keadaan umum dan pemberian cairan intravena termasuk kebutuhan nutrisi.
Dosis antibiotic untuk sepsis adalah:
1. Ampicilin 500mg/ kg BB/ hari di bagi 3 atau 4 kali pemberian
2. Gentamisin 5mg/ kg BB/ hari dibagi dalam 2 kali pemberian
3. Cloramfenicol 25 mg/ kg BB/ hari dibagi dalam 3/4 kali pemberian
4. sefalosporin 100 mg/ kg BB/ hari dibagi 2 kali pemberian
5. eritromisin 50 mg/ kg BB/ hari dibagi dalam 3 dosis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data, yang perlu dikaji adalah status social ekonomi, riwayat perawatan antenatal, ada atau tidaknya ketuban pecah dini, partus/ sangat cepat. Riwayat persalinan dikamar bersalin, runag operas atau ditempat lain. Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual. Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksi ( toksoplasmosis rubella, toksemia gravidarum, amnionitis)
Pada pemeriksaan fisik data yang akan ditemukan meliputi letargi( khususnya setelah 24 jam pertama), tidak mau minum atau reflek hisap lemah, regurgitasi, peka rangsang, pucat, hipotini dan hiporefleksi, gerakan putar mata, berat badan berkurang melebihi penurunan berat badan secara fiiologis, hipotermi, tampak ikterus. Data lain yang mungkin ditemukan adalah hipertermia, pernapasan mendengkur, bradipnea atau apnea, kulit lembab dan dingin, pucat, penggisian kembali kapiler lambat, hipotensi, dehidrasi, sianosis. Gejala traktus gastrointestinal meliputi distensi abdomen, muntah, atau diare. Pada kulit terdapat ruam, ptekie, pustule dengan lesi atau herpes..
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah kadar gula darah serum, bilirubin, protein aktif C, immunoglobulin Ig M , Hasil cultural cairan serebrospinal, darah, hapusan hidung, umbilicus, telingga, pus dari lesi feses dan urine. Juga dilakukan analisis cairan cerebrospinal dan pemeriksaan darah tepi dan leukosit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar